Minggu, 17 Mei 2009

Gedung Cak Durasim


GEDUNG CAK DURASIM



Gedung Cak Durasim berlokasi di Jalan Gentengkali 85 Surabaya ini sering digunakan untuk pementasan seni dan budaya Surabaya maupun Jawa Timur. Misalnya pagelaran opera, teater, paduan suara, pementasan seni tari, musik, dll. Di kempleks gedung Cak Durasim ini terdapat Sanggar Budaya Surabaya, yaitu tempat untuk latihan menari. Aktivitas kesenian di gedung ini tidak pernah berhenti, hampir setiap hari dimulai dari pagi dan baru berakhir ketika malam beranjak pagi.


Kompleks Gedung Cak Durasim diresmikan sebagai Taman Budaya Jawa Timur oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Daoed Joesoef, pada tanggal 20 Mei 1978. Nama "Cak Durasim" diambil dari nama Cak Gondo Durasim. Beliau adalah seorang tokoh kesenian Surabaya yang terkenal karena kesenian ludruknya. Konon, pada 1943, Cak Durasim meninggal di ujung senapan tentara Jepang seusai pementasan ludruk di Peterongan, Jombang. Penyebabnya adalah salah satu kidungan ciptaannya "Pegupon omahe doro, Melok Nipon tambah sengsara" (Pegupon rumah burung dara, ikut Nipon tambah menderita), tetap dinyanyikan saat pentas di Jombang itu. Padahal, kidungan itu dilarang karena berisi penghinaan terhadap Jepang. Apalagi, saat itu ludruk dikenal sebagai wadah pemberontakan kaum petani, khususnya di Surabaya. Penamaan "Cak Durasim" ini hanyalah upaya untuk tetap menghidupkan ludruk sebagai icon berkesenian di Surabaya.

1 komentar:

  1. gmana caranya kita bisa bergabung dan melestarikan budaya ini,,adakah komunitasnya mohon infonya
    terima kasih

    BalasHapus